Pengingat Kecil untuk Pikiranmu yang Suka Berisik (1)

Angelina
3 min readJan 16, 2024

--

Dia tidak suka aku. Dia tidak memikirkanku. Dia tidak mempedulikanku. Apakah itu faktanya atau pikiranmu sedang memanipulasimu?

Photo by Johann Siemens on Unsplash

Pernahkah kamu merasa tau semua pandangan atau pikiran orang lain mengenai dirimu? Kamu merasa sensitif dengan perasaan orang lain, kamu merasa mengenal perasaan orang lain hanya dari pandangan mereka. Kamu berpikir, orang lain tidak menyukaimu. Orang lain tidak peduli denganmu. Orang lain tidak memikirkanmu. Hanya kamu yang memikirkan semuanya dan yang lainnya tidak pernah berlaku sama seperti dirimu. Pernahkah? Jika pernah, sudahkah kamu memeriksa kembali semua buah pikirmu? Pernahkah kamu mengurai semua hal yang ada di pikiranmu dan memvalidasinya kembali? Benarkah semua itu faktanya atau kamu sedang memanipulasi dirimu sendiri?

Saat manusia merasa bisa memahami pandangan atau pikiran orang lain mengenai dirinya, muncul asumsi. Muncul ekspresi-ekspresi negatif yang tidak bisa dihindari. Pada masa ini, kita mengenalnya dengan istilah ‘overthinking’.

“Kan aku juga memiliki penilaian sendiri”. Betul! Sah-sah saja jika hasil buah pikir itu bisa kita bedakan hingga seluruh detailnya. Namun, bagaimana jika dengan suara-suara yang ada di dalam pikiran itu kita jadi menarik diri dari lingkungan sosial? Kita jadi menarik diri dari orang-orang yang mempedulikan kita? Secara tidak sadar, kita telah menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang di sekitar kita.

Manusia adalah makhluk dinamis. Kita semua berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Bentuknya berubah? Tentu saja tidak!^^
Pikiran kita, perasaan kita, dapat mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Begitu pula dengan dinamika hubungan kita dengan sesama manusia. Sebab manusia adalah makhluk sosial. Selalu dan akan selalu membutuhkan manusia lain.

Aku menuliskan semua ini, apakah karena aku hanya melihatnya di sekitarku? Tentu saja tidak. Aku juga merasakannya sendiri. Bagaimana pikiran manusia yang kompleks itu dapat menghasilkan sesat pikir yang begitu berbahaya. Bahkan, bukan sekali dua kali aku merasa tiada manusia yang peduli denganku, yang membutuhkanku. Apakah aku membiarkan semuanya terus bercokol di kepala dan mempengaruhiku? Tidak. Ketika suara-suara itu tenang, ketika badai di kepalaku mengikuti aliran air jernih yang mengalir tenang, aku kembali menata semuanya. Aku berusaha keras untuk membedakan realita dan suara yang sedang memanipulasiku.

Bagai dua atau lebih persona yang sedang berusaha menyelesaikan konflik, begitulah kepalaku berkerja. Untuk bisa menatanya dengan benar, aku mengibaratkan setiap pikiran itu adalah folder-folder yang ada di komputer. Dokumen-dokumen yang harus ditata agar mudah ditemukan kembali dan enak dipandang mata.

“Manusia dikutuk untuk bebas”. Sebebas-bebasnya manusia dapat berpikir dan berekspresi. Akan tetapi, manusia perlu menata pikirannya untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Apakah menatanya sendiri saja cukup? Menurutku, kita perlu menuliskannya. Perlu membahasnya dengan orang lain. Jangan biarkan sampah pemikiran itu menggerogoti isi kepala kita hingga mengikis kewarasan kita untuk merenggut kepastian-kepastian yang sudah digariskan di dalam hidup kita.
Perlu diingat juga, dunia tidak hanya berputar untuk kita saja. Maka, perlu memandang segala sesuatunya dengan mata elang. Rumusnya adalah, lihat-perhatikan-rasakan-validasi-terapkan.

Lihatlah ke dalam dirimu. Dengarkan apa yang dibutuhkannya. Perhatikan setiap hal yang telah kamu rasakan dan kamu lalui. Biarkan perasaan hangat memelukmu ketika kamu kembali menyadari bahwa dirimu tidak pernah sendiri. Validasi semua yang kamu rasakan dan pikirkan, validasi hal-hal yang seharusnya atau tidak seharusnya kamu biarkan berperan di dalam hidupmu. Lalu terapkan berbagai proses yang sesuai agar dirimu kembali bersinar. Mungkin menjalankan hobimu. Mungkin berolahraga. Mungkin berkomunitas, bertemu orang-orang yang memiliki ketertarikan sama denganmu. Orang-orang yang akan bertumbuh bersama denganmu. Jika satu lingkungan tidak cocok denganmu, bukan berarti seluruh dunia sedang memusuhimu. Kamu hanya perlu mencari ukuran yang tepat untuk sepatumu. Kamu hanya perlu mencari warna yang tepat untuk setiap gambar yang sedang kamu torehkan.

Kesalahan dan kekurangan adalah bagian dari diri manusia juga. Manusia tidak pernah luput dari apapun itu bentuk dosa. Bahkan familiar, namun bukan berarti manusia jadi harus membatasi diri dari segalanya. Oleh karena itu, jika dirimu membutuhkan pertolongan, carilah. Jangan menjadi manusia arogan yang berpikir bahwa kamu dapat melakukan segalanya sendiri. Apapun yang terjadi, cobalah untuk perlahan kembali membuka diri kepada luasnya dunia. Sesungguhnya tangan-tangan penuh bantuan itu tengah menunggu kita untuk meraihnya. Kitalah orang pertama yang wajib membantu diri kita, lalu carilah lebihnya kepada mereka yang tengah menunggumu.

Langit biru membentang luas, indahnya dunia ini akan membuat dirimu merasakan hangatnya Berkat Tuhan yang tidak terhingga. Tetaplah bertahan, berusaha, mencari, menemukan, dan hidup sebagai manusia seutuhnya. Sebab momen dan keindahan itu selalu ada. Kita saja yang sedang menutup mata dan telinga. Oleh karena itu, bukalah mata, telinga, dan biarkan seluruh indramu kembali merasakan Kasih yang tidak terhingga itu.

Salam.

--

--